“Yahudi pakai cover atau samaran. Cara yang paling ampuh adalah dengan informasi, yaitu media massa” (Munarman)
Tidak lama setelah matinya Gus Dur
(Abdurrahman Wahid) (30/12/2009) yang dikenal gigih berupaya untuk
membuka hubungan dengan Yahudi, ternyata pihak Yahudi segera meresmikan
perwakilannya di Indonesia.
Indonesia-Israel Public Affair
Committee (IIPAC) (Komite Urusan Publik
Indonesia-Israel) diresmikan di Indonesia pada Jumat (29/1/2010) dengan
pendirinya Benjamin Ketang. Adanya IIPAC adalah untuk
memfasilitasi investor Yahudi dari seluruh dunia untuk menanamkan
investasinya di Indonesia. Lembaga ini diyakini akan berperan
dalam Pilpres 2014 di Indonesia.
Dengan hadirnya IIPAC di
Indonesia, Israel tanpa perlu kedutaan, sesungguhnya sudah melancarkan
jalan untuk mencengkeram Indonesia. Oleh karena itu, butuh
ekstra kewaspadaan untuk menangkal siasat dan strategi busuk Yahudi.
Umat Islam hendaknya bersatu dan kembali kepada ajaran-ajaran Islam dan
syariah agar tidak mudah disusupi pemikiran yang menyimpang.
Adanya IIPAC adalah untuk memfasilitasi
investor Yahudi dari seluruh dunia untuk menanamkan investasinya di
Indonesia. Komite Urusan Publik Indonesia-Israel ini diyakini akan
berperan dalam Pilpres 2014 di Indonesia. Hal ini disampaikan Munarman
(Koordinator Tim Advokasi Forum Umat Islam) dalam Semiloka “Menyingkap
Jaringan Yahudi di Indonesia” Ahad (31/1/2010).
Munarman, yang sempat masuk bui karena
kasus aksi unjuk rasa FPI dan AKKBB beberapa tahun lalu, mengatakan,
jaringan Yahudi sudah ada sejak dulu. “Yahudi pakai cover atau samaran.
Cara yang paling ampuh adalah dengan informasi, yaitu media massa,”
ungkap Munarman.
Selama ini, masyarakat sudah ditipu
dengan berbagai kebohongan dan propaganda pencucian otak oleh
Illuminati, para petinggi Freemasonry. Tak tanggung-tanggung, Munarman
membeberkan tiga tokoh sejarah Indonesia yang dipandang pahlawan oleh
sebagian besar masyarakat yang ternyata adalah anggota Freemason. Ketiga
tokoh itu adalah K.H. Dewantara, M. Yamin, dan Sultan Hamid dari
Kalimantan. Hebatnya, gerakan Boedi Oetomo yang diakui sebagai
pergerakan pemuda pertama di Indonesia rupanya digagas oleh anggota
Freemasonry. Tragis.
Umat Islam hendaknya bersatu dan kembali kepada ajaran-ajaran Islam dan syariah agar tidak mudah disusupi pemikiran yang menyimpang…
Di sisi lain, Jerry D. Gray, yang juga
tampil sebagai pembicara mengungkapkan, media massa AS hampir semuanya
dikuasai oleh Yahudi. Setidaknya, ada enam media massa besar di AS yang
masuk dalam jejaring Yahudi, yakni CNN, Fox News, Washington Pos, CBS,
ABC dan NBC. Sayangnya, enam media itu mampu menggiring opini publik dan
mengantarkan kebohongan ke seluruh dunia. Jerry yang pernah menjadi
Tentara Angkatan Udara AS itu menyayangkan sikap masyarakat dunia yang
masih mengelu-elukan AS. “Paling lama, tiga tahun lagi AS bakal
bangkrut. Tidak ada sungai yang bersih di Amerika, sungainya tidak
bersih, apalagi ikannya?!” ungkap Jerry yang sudah resmi menjadi WNI
itu.
Selain Jerry dan Munarman, semiloka
tersebut juga menghadirkan Herry Nurdi (mantan Pimred Sabili) dan K.H.
Cholil Ridwan (Ketua MUI Pusat). Beberapa fakta kebohongan Yahudi
terungkap di semiloka yang digelar di Masjid Baytul Karim, Kebon Kacang,
Tanah Abang, Jakarta Pusat ini antara lain sebagai berikut.
- Gempa bumi di Aceh yang menyebabkan tsunami ternyata bukan gempa bumi biasa, melainkan seperti bom nuklir yang diledakkan di dalam laut. Hal ini terlihat dari perbedaan penentuan titik gempa. Menurut CNN, pusat gempa berkekuatan 8,9 SR itu terletak di sebelah utara Aceh, sementara menurut BMKG Indonesia, pusat gempa ada di sebelah barat Sumatra dan hanya 6,4 SR. Selain manipulasi berita itu, kapal induk AS juga ternyata sudah siap siaga di perairan Sumatra hanya selang 4 hari setelah kejadian.
- Logo burung garuda yang menjadi simbol negara dan Pancasila ternyata adalah simbol dari Dewa Horus.
- Gedung Bappenas yang terletak di Jalan Imam Bonjol ternyata bekas loji Yahudi yang konon sering digunakan sebagai tempat menyembah setan.
- Pesawat yang ditabrakkan ke gedung kembar WTC pada peristiwa 11/9 adalah pesawat milik US Force.
- Yahudi yang bermigrasi ke Amerika pertama kali juga telah meracuni penduduk asli Amerika, yaitu Indian, dengan memberikan selimut yang sudah ditempelkan virus cacar. Dengan pemberian selimut yang seolah-olah memberikan bantuan kemanusiaan itu, ternyata Yahudi menyimpan siasat licik dengan memusnahkan bangsa Indian dari Amerika.
Sudah jelas bahwa Yahudi hanya membawa
kehancuran dan mempersiapkan dunia untuk Dajjal. Dengan hadirnya IIPAC
di Indonesia, Israel tanpa perlu kedutaan, sesungguhnya sudah
melancarkan jalan untuk mencengkeram Indonesia. Oleh karena itu, butuh
ekstra kewaspadaan untuk menangkal siasat dan strategi busuk Yahudi.
Umat Islam hendaknya bersatu dan kembali kepada ajaran-ajaran Islam dan
syariah agar tidak mudah disusupi pemikiran yang menyimpang. Dengan
persatuan umat dan pemahaman yang benar, kita lihat, apakah lobi Yahudi
pada 2014 akan berhasil?!
[Sumber]
****
Dokumen Benjamin Ketang: PENDIRI LSM ZIONIS ISRAEL ASAL WULUHAN
JAKARTA (Arrahmah.com) - Benjamin Ketang,
pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia-Israel Public Affairs
Committee (IIPAC), sebuah LSM zionis yahudi Israel, namanya mencuat
kembali. Hal ini terkait bocoran Wikileaks yang memfitnah FPI dan
menguak keterlibatan agen BIN Yahya Assegaf dan anaknya, Hani Yahya
Assegaf yang ternyata juga menjadi pendiri IIPAC. Siapa sangka, Benjamin
Ketang dan IIPAC berasal dan didirikan di Wuluhan, Jember, Jawa Timur.
Berikut dokumennya!
LSM Zionis Israel dari
Wuluhan
Dalam dokumen Akta Pendirian IIPAC yang
didaftarkan melalui Notaris Nirmawati Marcia SH di Jakarta tertanggal 21
Januari 2002, nama Benjamin Ketang menjadi orang pertama sebagai
pendirinya. Sementara itu, nama Hani Yahya Assegaf alias Han Sagov,
menempati urutan ke-4, dari 5 orang pendiri. Berikut lengkapnya.
- Benjamin Ketang
- Mr. Sakata Barus
- Mr. Poppe Alexander Z
- Mr. Hani Yahya Assegaf alias Han Sagov
- Mr. Y. Gatot Prihandono, SSI
Artawijaya, pakar zionisme Internasional
dan penulis artikel ”Waspada, Hubungan Gelap Penguasa dan Pengusaha
Israel”, menyebut Benjamin Ketang sebagai orang yang bernafsu untuk bisa
membuka hubungan dengan zionis yahudi Israel.
Selain berupaya membuka hubungan dengan
zionis yahudi Israel, Benjamin Ketang lewat IIPAC bahkan akan melindungi
hak-hak warga Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia, sebagaimana
dijelaskan di pasal 2 Akta Pendirian IIPAC, yakni menyelenggarakan
kerjasama dengan lembaga-lembaga Israel, Yahudi Internasional, dan
melindungi hak-hak warga Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia serta
memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT, dan pendidikan tinggi dengan
universitas di seluruh dunia.
Ternyata, IIPAC, LSM agen zionis yahudi
Israel ini berdomisili di Desa Taman Sari, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Surat Keterangan Domisili IIPAC dikeluarkan pada
tanggal 25 Agustus, 2010 dan ditanda tangani oleh Benjamin Ketang
sendiri dan Hadi Supeno, sebagai kepada desa.
Benjamin Ketang, ditengarai memiliki
nama asli Nur Hamid, dan merupakan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) dan
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang menyelesaikan master
studinya di Israel. Anehnya, pada KTP yang dikeluarkan Propinsi Jawa
Timur, Kabupaten Jember, jelas-jelas tertulis namanya adalah Benjamin
Ketang, dan bukan Nur Hamid, dengan tanggal lahir 22 September, 1972.
KTP yang dikeluarkan di Jember tanggal 11 September 2006 tersebut
mencantumkan agama Benjamin Ketang adalah Kristen, dengan status
perkawinan Belum Kawin.
Lulusan Universitas Hebrew
Pendukung Zionisme
Benjamin Ketang, mengantongi ijazah The
Hebrew University of Jerusalem, Rothberg International School. Dokumen
tentang hal ini sangat jelas, yakni selembar ijazah dan selembar
transkip nilai. Kelulusannya dalam ijazah tersebut ditanda tangani oleh
Prof. Steven Kaplan, tertanggal 28 Juli, 2006.
Menurut Munarman, selaku ketua DPP-FPI,
kaitan antara Hani Yahya Assegaf, sebagai pendiri ke-3 IIPAC dengan
Benjamin Ketang, dan agenda zionisme yahudi internasional sangatlah
jelas, terutama dengan adanya dokumen-dokumen pendukung tersebut.
“Kalau kita perhatikan tujuan IIPAC
dalam pasal dua jelas, yakni untuk menyelenggarakan kerjasama dengan
lembaga-lembaga Israel, Yahudi Internasional. Yahudi
Internasional ini jangan lupa, sebagaimana dalam buku “International
Jews” karya Henry Ford, itu jelas sekali bagaimana kejahatan-kejahatan
International Jews ini. Nah, dia bekerjasama dengan lembaga-lembaga
internasional yahudi tersebut, dan melindungi hak-hak warga Negara
Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia. Jadi jelas sekali agendanya
apa. Serta memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT, dan pendidikan
tinggi dengan universitas di seluruh dunia. Saya kira agendanya sangat
jelas sekali. Benyamin Ketang sendiri kalau kita lihat di dokumennya,
adalah lulusan Hebrew University.
Jadi dia memang dididik di Yerusalem, dia lulus tahun 2006, dengan gelar
Master of Arts. Jadi, kaitannya jelas sekali antara Hani Assegaf,
Benyamin Ketang, dan Yahya Assegaf. Clearly!” - (M Fachry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar