Tiga janda Osama bin Laden yang kini berada dalam tahanan otoritas
Pakistan, mengungkapkan kepada tim yang menginvestigasi mereka bahwa
salah satu putra Osama, Hamza, tidak pernah terlihat lagi sejak operasi
militer khusus pasukan AS di kediaman mewah mereka di Abbottabad,
Pakistan, pada 2 Mei 2011 lalu.
Fakta terbaru ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Hamza berhasil lolos dalam penyergapan pasukan elit AS tersebut. Hamza yang kini berusia 20 tahun, adalah putra bungsu sekaligus orang kepercayaan Osama. Ia dijuluki ‘putra mahkota teror’ oleh sejumlah anggota parlemen AS.
Dalam sebuah situs ekstrimis, Hamza terlihat sedang memperingati perayaan Bom 7 Juli London yang menewaskan 52 orang. Hamza tampak membaca sebuah puisi yang berisi seruan untuk menghancurkan Amerika, Inggris, Perancis, dan Denmark. Pihak intelijen yakin, Hamza merupakan calon potensial penerus Osama. Ia bahkan disinyalir terlibat pembunuhan pemimpin Pakistan Benazir Bhutto pada tahun 2007.
Sebelumnya, Gedung Putih mengklaim bahwa Hamza ikut terbunuh di Abbottabad. Namun pernyataan itu kemudian direvisi sendiri oleh mereka. Alih-alih Hamza, ternyata yang terbunuh bersama Osama adalah Khalid, putra Osama lainnya yang berusia 22 tahun.
Sumber intelijen di Islamabad mengatakan kepada The Daily Telegraph, perubahan identitas putra Osama yang terbunuh itu, cocok dengan pengakuan para istri Osama tentang keberadaan Hamza yang kini tidak diketahui rimbanya. Ibu Hamza, Khairiah Sabar, dilaporkan merupakan salah satu anggota keluarga Osama yang ikut berada dalam tahanan otoritas Pakistan.
“Kami tidak tahu apakah benar dia (Hamza) adalah putra Osama. Yang pasti, seseorang – satu orang ini – mungkin saat ini sedang berada di tempat persembunyian yang tidak kami ketahui,” kata sumber intelijen itu. Osama memiliki total 24 anak dari lima pernikahannya. Tidak ada yang tahu dengan pasti siapa saja di antara mereka yang selama lima tahun ini tinggal bersama Osama di Abbottabad.
Fakta terbaru ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Hamza berhasil lolos dalam penyergapan pasukan elit AS tersebut. Hamza yang kini berusia 20 tahun, adalah putra bungsu sekaligus orang kepercayaan Osama. Ia dijuluki ‘putra mahkota teror’ oleh sejumlah anggota parlemen AS.
Dalam sebuah situs ekstrimis, Hamza terlihat sedang memperingati perayaan Bom 7 Juli London yang menewaskan 52 orang. Hamza tampak membaca sebuah puisi yang berisi seruan untuk menghancurkan Amerika, Inggris, Perancis, dan Denmark. Pihak intelijen yakin, Hamza merupakan calon potensial penerus Osama. Ia bahkan disinyalir terlibat pembunuhan pemimpin Pakistan Benazir Bhutto pada tahun 2007.
Sebelumnya, Gedung Putih mengklaim bahwa Hamza ikut terbunuh di Abbottabad. Namun pernyataan itu kemudian direvisi sendiri oleh mereka. Alih-alih Hamza, ternyata yang terbunuh bersama Osama adalah Khalid, putra Osama lainnya yang berusia 22 tahun.
Sumber intelijen di Islamabad mengatakan kepada The Daily Telegraph, perubahan identitas putra Osama yang terbunuh itu, cocok dengan pengakuan para istri Osama tentang keberadaan Hamza yang kini tidak diketahui rimbanya. Ibu Hamza, Khairiah Sabar, dilaporkan merupakan salah satu anggota keluarga Osama yang ikut berada dalam tahanan otoritas Pakistan.
“Kami tidak tahu apakah benar dia (Hamza) adalah putra Osama. Yang pasti, seseorang – satu orang ini – mungkin saat ini sedang berada di tempat persembunyian yang tidak kami ketahui,” kata sumber intelijen itu. Osama memiliki total 24 anak dari lima pernikahannya. Tidak ada yang tahu dengan pasti siapa saja di antara mereka yang selama lima tahun ini tinggal bersama Osama di Abbottabad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar